Gunung Lawu merupakan gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu saat ini menjadi kawasan wisata dan pendakian. Ada tempat populer untuk tujuan destinasi wisata alam dan sejarah. Terdapat 3 lokasi populer untuk tempat rekreasi yaitu Tawangmangu, Cemoro Sewu, dan Sarangan. Selain itu, ada juga wisata bersejarah yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho di sisi barat. Kedua komplek percandian tersebut berasal dari masa akhir Majapahit.
Selain menjadi destinasi wisata, Gunung Lawu juga merupakan jalur pendakian dan terkenal dengan cerita mistisnya yang dipercaya masyarakat setempat. Masyakarat lokal yang ditinggal di gunung ini mempercayai adanya hal – hal mistis diluar nalar. Cerita mistis gunung merapi ini pun kerap dialami para pendaki. Ada cerita mistis yang beredar di tengah masyarakat sekitar dan para pendaki.
Berikut 6 cerita mistis gunung merapi Lawu dan larangannya :
- Pasar Setan
Dengan ketinggian sekitar 3.265 mdlp, Gunung Lawu disebut sebagai tempat bersarangnya makhluk halus dan dianggap menyimpan cerita tentang kerajaan Majapahit. Puncak Gunung Lawu yang terkenal, yaitu Hargo Dalem. Sementara, puncak tertingginya yaitu Hargo Dumilah.
Puncak gunung merapi ini dikenal dengan keberadaan pasar setan. Beberapa pendaki bercerita mereka mendengar suara delman, suara napas manusia, dan suara misterius lainnya. Bahkan mereka juga kerap mendengar keramaian seperti berada di pasar, namun hanya suaranya saja dan penampakan tak kasat mata.
Ada juga beberapa pendaki yang bisa mendengar suara orang menawarkan barang saat perjalanan ke pos 5. Jika mendengarkan seseorang menawarkan barang, pendaki disarankan untuk segera mengambil barang di sekitar seperti daun, ranting, atau lainnya.
- Burung Kyai Jalak
Cerita mistis Gunung Merapi Lawu populer adalah burung Jalak yang menampakkan diri kepada pendaki. Jika pendaki berlaku sopan dan berniat baik, maka burung Jalak akan menampakkan dirinya padanya. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa jika buruk Jala mengikuti pendakian, maka berarti kedatangan mereka disambut baik oleh para penguasa.
- Larangan Pakai Baju Warna Hijau
Cerita mistis Gunung Merapi Lawu selanjutnya yaitu larangan mendaki dengan jumlah ganjil dan memakai baju warna hijau. Meskipun tidak tertulis, namun peraturan tersebut wajib dipatuhi demi keamanan selama pendakian. Konon, jika jumlah pendaki ganjil maka akan digenapkan oleh makhluk lain.
Sementara larangan mengenakan baju warna hijau dipercayai akan diculik oleh Ratu Pantai Selatan. Meskipun menjadi perdebatan karena lokasi Gunung Lawu dan pantai selatan yang sangat jauh, namun masyarakat dan para pendak tetap patuh pada peraturan tidak tertulis tersebut.
- Berlaku Sopan
Masyarakat sekitar mempercayai Gunung Lawu memiliki nyawa sehingga bisa mendengar perkataan manusia. Para pendaki diingatkan untuk selalu bersikap sopan santun, tidak merusak alam, dan tidak melontarkan kata – kata kasar.
Pernah terjadi kasus dimana beberapa pendaki hilang atau tersesat di Gunung Lawu. Masyarakat lokal percaya bahwa salah satu penyebabnya karena para pendaki tersebut meremehkan dan tidak sopan.
- Diikuti Penunggu
Beberapa pendaki bercerita mereka merasa seperti diikuti penunggu Gunung Lawu. Mereka merasakan hawa sekitar terasa berbeda. Konon kabarnya pos 4 pendakian dianggap sebagai tempat paling angker dan jarang sekali pendaki yang mendirikan tenda di tempat tersebut. Pendaki merasakan nuansa berbeda saat berada di pos 4.
- Aktivitas Spiritual
Di Gunung Lawu ada tiga puncak utama yang menjadi tempat sakral. Tiga puncak utama tersebut dijadikan pusat aktivitas spiritual. Pada saat malam 1 Suro, puncak Gunung Lawu dijadikan tempat bermeditasi. Para pendaki harus mematuhi aturan yang berlaku.