Pada dasarnya pantun adalah sebuah karya sastra yang dikemas dalam bentuk puisi. Sehingga tak heran jika banyak masyarakat yang menganggap bahwa pantun itu adalah puisi, begitu pun sebaliknya.
Disamping itu, pantun juga mempunyai aturan tersendiri yang mengikat serta beragam. Alhasil, patun dapat menciptakan keindahan bahasa maupun penulisan yang begitu khas. Seiring dengan berjalannya waktu, kini pantun hadir kedalam beberapa kategori. Mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Tentu saja pada masing-masing kategori pantun tersebut menyuguhkan isi materi yang berbeda. Nah, untuk kamu yang ingin tahu cara membuat pantun, simaklah baik-baik ulasannya di bawah ini.
1. Pahami Dulu Karakteristik Pantunnya
Seperti yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi bahwa pantun itu dibedakan kedalam beberapa kategori. Selain itu, pembuatan pantun juga harus disertai dengan aturan-aturan yang menjadi ciri khasnya.
Adapun mengenai beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam membuat pantun seperti berikut:
- Setiap satu bait terdiri dari empat baris
- Setiap kata harus terdiri dari 8 sampai 12 suku kata
- Memiliki sajak atau berima “a-b-a-b”
- Pada baris pertama dan kedua disebut dengan istilah sampiran
- Pada baris ketiga dan keempat disebut dengan istilah isi.
2. Tentukan Tema Pantunnya
Setelah kamu memahami karakteristik pantun tersebut, maka langkah kedua yang harus dilakukan adalah menentukan tema pantunnya. Dalam hal ini, disarankan bagi kamu untuk memilih tema yang menarik.
Terdapat berbagai jenis tema pantun yang dapat kamu pilih, mulai dari tema pendidikan, tema agama, tema kehidupan remaja, dan lain sebagainya.
3. Mulailah Menulis Isi
Pada baris pertama dan kedua dalam pantun berupa sampiran, sedangkan pada baris ketiga dan keempat berupa isi. Agar kamu lebih mudah lagi dalam membuat pantun, sebaiknya tentukan dulu isi materi yang akan dibuat.
Jika sudah demikian, kamu bisa menentukan serta mengisi bagian sampiran pada baris pertama dan kedua.
4. Tentukan Sampiran
Kendati letak sampiran ada di baris pertama dan kedua, namun pengisian kalimatnya lebih baik dilakukan setelah menentukan isi pantun tersebut. Mengapa demikian? Ya, hal ini bertujuan agar baris pertama dan kedua mempunyai kesamaan rima (akhir bunyi) dengan baris ketiga dan keempat dalam pantun.
Nah, itulah beberapa langkah-langkah yang harus kamu terapkan dalam membuat pantun. Setelah mengetahui trik membuat pantun, mari kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya mengenai kumpulan contoh-contoh pantun.
Berbagai Contoh Pantun
1. Jalan-jalan sambil melek. Pulangnya bawa barang antik. Wajah ini boleh jelek, tapi hati harus tetap cantik.
2. Sebesar-besarnya mayang pinang tak akan sama mayang kelapa. Sebesar-besarnya sayang orang tak akan sama sayang dengan ibu bapak.
3. Agar tangan tidak terluka, maka jangan dikepit hulunya kapak. Agar Tuhan tiada murka, maka jangan sakiti ibu dan bapak.
4. Jika ingin memakan siomay jangan lupa untuk mencicipi dulu berondong. Apabila ingin hidup damai maka jangan lupa saling tolong menolong.
5. Sendal jepit sandal swallow. Siapakah anak bermata sipit yang memiliki hati mellow?
6. Ada beruang dan buaya, ikan lele memiliki kumis. Meski tidak punya banyak uang dan tidak kaya, setidaknya aku bukan pengemis.
8. Satu nampan dua piring. Siapakah kakak tampan yang bertubuh ramping?
9. Melempar manggis dapatnya buah markisa. Janganlah menangis karena cinta, tangisilah dosa-dosa.
Demikianlah ulasan singkat seputar trik membuat pantun beserta beberapa contohnya.